Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Kamis, 19 Maret 2009

Berusahalah Marah Secara Benar.

Diposting oleh perintis_muda



Oleh : Muhamad Yakub.


Sebagai manusia, banyak perbuatan kita yang dianggap benar, namun, sayangnya, dari sudut manapun, marah tidak pernah dianggap benar. Sebagian dari Anda, barangkali menilai hal ini sungguh tidak adil, sementara banyak kejadian di sekitar kita, entah di tempat kerja, di rumah atau di jalan raya yang memicu kemarahan.

Pernahkan Anda mengalami ketidakadilan di tempat kerja? Anda sudah bekerja keras selama bertahun-tahun tapi tidak pernah mendapat penghargaan. Atau Anda merasa beban kerja terlalu berat tapi tidak ada yang peduli. Hal lain misalnya, Anda sebenarnya ingin sekali bekerja sebaik mungkin, tapi tidak pernah diberi kesempatan. Anda berhak marah? Tentu saja.

Hari Senin pagi, ketika mata Anda masih setengah mengantuk, namun harus bergegas tiba di kantor, dan di jalan raya Anda sudah berusaha mengemudikan kendaraan di jalur yang benar, tiba-tiba banyak kendaraan umum main serobot dalam antrean hingga mengakibatkan Anda terjebak kemacetan, apakah Anda berhak marah? Mengapa tidak.

Malam hari, ketika Anda tiba di rumah dalam keadaan lelah baik fisik mau pun mental karena bekerja keras seharian di kantor, tetapi pasangan Anda masih terus memaksa Anda melakukan segala macam tetek bengek yang seharusnya bisa ia kerjakan sendiri, berhakkah Anda marah? Tentu saja.

Karena kapan saja, Anda bisa dihadapkan pada situasi-situasi yang membuat emosi meluap, namun karena pelampiasan rasa marah tidak pernah dianggap benar, terutama dalam masyarakat Indonesia -yang katanya penuh tata krama- paling tidak berusahalah marah secara benar.

"Anda perlu mengungkapkan amarah Anda, tetapi dalam banyak situasi ada batasan-batasan dalam pengungkapannya," kata Dr Sandra Thomas, R.N, Ph.D seorang peneliti perihal amarah dan direktur Center for Nursing Research di University of Tennese, Knoxville.

"Sebagai contoh, biasanya kurang menguntungkan bila Anda mengungkapkan perasaan marah di tempat kerja kepada atasan Anda, atau kepada rekan kerja. Bahkan meski pun Anda merasa benar dan dapat menunjukkan semua bukti dan nalar yang mendukung, sebab orang lain cenderung bersikap defensif dan belakangan menunjukkan keinginan balas dendam," tambah Dr Thomas.

Tidak hanya etika sosial yang menyebabkan Anda harus membatasi rasa marah -apalagi kita dibesarkan dalam budaya yang tidak mengizinkan kita mengungkapkan emosi seenaknya- tetapi faktor kesehatan juga ikut berperan. "Ketika marah, tubuh kita mengalami berbagai perubahan fisiologis, karena amarah memicu reaksi melawan atau lari," kata Christopher Peterson, PhD, pengarang Health anda Optimism dan dosen psikologi di University of Michigan, Ann Harbor.


"Kadar adrenalin meningkat, jantung berdegup lebih kencang, napas memburu dan dangkal, pencernaan berhenti," imbuhnya. Ini sebabnya kita ingin sekali meninju dinding (yang ini tentu merugikan diri sendiri) atau wajah seseorang.

Sering marah telah umum dipandang sebagai faktor yang ikut meningkatkan risiko mengidap penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan penyakit-penyakit mematikan lain, terutama jika Anda memang jenis orang yang mudah marah. Marah juga berpengaruh terhadap kemampuan mental.

"Semua emosi mempunyai pengaruh tertentu kepada cara kita berpikir, tetapi emosi-emosi yang kuat sungguh dapat memperlambat kemampuan penalaran kita , kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan kita," kata Dr. Mara Julius, Sc.D, ahli ilmu epidemi psikososial di Univesity og Michigan School of Public Health yang telah lebih dari 20 tahun mempelajari cara mengatasi marah yang berpengaruh pada kesehatan laki-laki dan perempuan.

"Ketika Anda merasa marah atau terbelenggu oleh dendam, semua itu menjadi beban. Pada sebagian orang , ini memperlambat proses berpikir, pada sebagian yang lain, ini menghentikan proses berpikir sama sekali."

Cara Marah yang Benar

Apabila perasaan marah Anda ditangani secara benar, menurut Dr Julius, Anda dapat mengurangi atau mengindari masalah-masalah hubungan sosial dan kesehatan yang bisa muncul karenanya. Maka beginilah cara marah yang tidak sampai menghancurkan segalanya, terutama bila Anda sedang berada di tempat kerja. Ingat, tempat kerja merupakan salah satu tempat yang paling sering membangkitkan amarah.

Cari tempat aman untuk menumpahkan amarah yang bergejolak. Sebelum Anda berbicara dengan orang yang menjadi sumber masalah, bicaralah terlebih dahulu dengan orang yang dapat dipercaya. Pilih teman dekat, pendamping, atau seseorang yang dapat Anda percayai untuk mengungkapkan perasaan marah Anda terhadap pacar, rekan kerja atau bos Anda di kantor. Sebab nekad melabrak atau melemparkan peralatan kerja yang nyaris mengenai kepala bos Anda, bukanlah solusi terbaik.
Dekati orang yang membuat darah Anda mendidih. Setelah rasa marah Anda mereda, bicaralah pada orang yang menjadi "sumber masalah", karena yang paling penting adalah mengartikualsikan perasaan Anda. Awali pembicaraan, misalnya dengan, "Tindakan atau perkataan Anda, sungguh menggangu perasaan saya . Sesuatu harus dibicarakan dan diluruskan. Apakah kita bisa membicarakan hal ini secara baik?"
Kenali hal-hal yang menjadi penyebab kemarahan Anda. Temukan akar masalah untuk menemukan faktor pemicunya, sebab pasti ada hal-hal tertentu yang biasanya mendasari reaksi marah Anda. Bila tidak berhasil, mulailah mencatat ketika reaksi-reaksi marah itu timbul dan menulis pengalaman-pengalaman marah Anda. "Itu memberi Anda kesempatan untuk menenangkan diri, mempelajari segala sesuatunya, dan bereaksi secara lebih rasional. Dan Anda akan merasa mampu mengendalikan diri dengan menghentikan konfrontasi langsung," kata Jerry L, Deffenbacher Ph.D, dosen psikologi di Colorado State University di Fort Collins.
Temukan cara melepaskan diri. Karena Anda mudah naik darah ketika baru marah, ada anjuran agar menggunakan energi yang meluap-luap itu secara positif. "Salah satunya yang terbukti efektif adalah menggunakan energi itu untuk kegiatan fisik," kata Dr Thomas. Anda bisa melakukan jogging ini akan sangat membantu sebab olahraga menyalurkan adrenalin dari reaksi melawan atau lari Anda secara lebih positif ketimbang membiarakannya larut sendiri. Sementara itu, Anda dapat menjernihkan pikiran untuk mengatasi masalah Anda.
Tarik napas dalam-dalam. Ketika Anda diselimuti kemarahan, cobalah untuk mengulur waktu dengan menenangkan diri, -terutama ketika Anda mulai emosional dan hendak menyerang orang lain secara fisik- Anda mungkin bisa pergi sejenak dari situasi tersebut. Carilah tempat sepi untuk meditasi barang semenit sembari menarik napas dalam-dalam. Setelah pikiran Anda tenang, barulah Anda mengemukakan apa yang perlu Anda katakan.
Satu hal lagi yang perlu Anda ingat, selalu lebih baik mengungkapkan perasaan Anda daripada mengatakan pada seseorang bagaimana mereka harus bersikap atau berbuat. Jadi gunakanlah kata ‘aku" untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya, "Saya kecewa karena Anda menurunkan gaji saya," daripada mengatakan, "Anda sungguh mengecewakan karena menurunkan gaji saya." Pesan "anda" atau "kamu" terasa menghakimi dan itu akan membuat lawan bicara bersikap defensif. Akibatnya, Anda bertengkar dan masalah semakin parah.



Karya Muhamad Yakub.


24 Selingan dalam Hidup


1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya,

karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup

untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang di bukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang telah kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu,sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan

ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati,

kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu ! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika

tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari

orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Kamis, 12 Maret 2009

8 cara terbaik untuk ngungkapin cinta pada pasangan

Diposting oleh perintis_muda

cucok buat yang 'dingin' !

Oleh : Muhamad Yakub.

Kamu udah pacaran nih, but pacar kamu bilang kamu itu bener - bener 'dingin' ama dia. Misalnya, kalo jalan berdua, kamu ga pernah mesra ama dia, bahkan untuk ngasi tatapan mesra ke dia aja kamu kayaknya segen. Akhirnya yang ada dia malah ragu. En dengan sewot bilang ke kamu "Cinta gak sih lo ama gue ?". Pasti kamu jawab kalo kamu cinta, tapi mana buktinyaaa...! So, kita bantuin deh. Gini nih kira - kira cara nunjukin kalo kamu tu bener - bener cinta ama dia !
1. Luangkan waktu mu , luangkan uang mu ^-^
Yup, jangan sok busy trus bilang ga ada waktu buat nonton ama dia. Trus pas lagi makan juga jangan pelit - pelit. Masa sih, makannya bedua ama kamu, tapi mentok - mentoknya dia kudu bayar sendiri ?
2. Nyengir pas dia ngelucu
Okay, joke dia mungkin gak terlalu funny, but ketawa aja lah...kan gak susah ! Kalo perlu timpalin lagi pake persediaan joke yang kamu punya. Dia akan ngerasa dihargain banget.
3. Dengerin dia
Pas dia lagi cerita, jangan meleng ! Perhatiin dengan seksama, setiap baris kata yang dia ucapin. Sapa tau bisa jadi hints penting di kemudian hari. Misalnya, dia cerita kalo dia ngefans banget ama Megadeth. Kan pas ultahnya ntar, kamu bisa gampang cari kadonya.
4. Prioritaskan dia
Tiap orang pasti seneng kalo dia diprioritaskan ama orang yang dia sayang. Kalo misalnya ulang taunnya bertepatan dengan hari arisan keluarga besar di rumah kamu, mending kamu dateng ke ultahnya aja deh. Tunjukin sama dia kalo dia tuh tetap lebih penting.
5. Lakukan olah fisik bersama
Olah fisik di sini bisa didefinisikan macem - macem. Mulai dari olahraga, misalnya maen basket bareng sampai hug each other sambil dansa.
6. Lakukan olah otak bersama
Bukan...bukan ngerjain PR Fisika bareng. Tapi kalo mau sih gak pa pa hehe. But kayaknya maen puzzle ato jigsaw lebih fun kali ya.
7. Ciptakan rutinitas
Tiap malam, telp aja ke hape dia barang semenit. Bilang good night and give a good night 'muah'. Rutinitas ini loh yang kadang - kadang menciptakan semacam tali invinsible yang connect ke hati masing - masing couple !
8. Say "I love you"
Ada yang bilang, tindakan lebih baik daripada kata - kata. But, kadang kita kan butuh kata sakral itu diucapin di telinga kita oleh orang tersayang. Right ?
Kalo ke-8 cara di atas udah di jalanin, otomatis, kemesraan itu akan tercipta. ^-^

Beberapa Permasalahan Remaja

Diposting oleh perintis_muda

Oleh Muhamad Yakub
Jakarta, 13 Maret 2009

Bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi hidup sebagai orang dewasa.
Sebetulnya, apa yang terjadi sehingga remaja merupakan memiliki dunia tersendiri. Mengapa para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya?. Mengapa remaja seolah-olah memiliki masalah unik dan tidak mudah dipahami?
Masa Remaja
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut. Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam. (Baca juga artikel: Perkembangan Moral).
Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja. (Baca juga artikel: Remaja & Tokoh Idola) Salah satu topik yang paling sering dipertanyakan oleh individu pada masa remaja adalah masalah "Siapakah Saya?" Pertanyaan itu sah dan normal adanya karena pada masa ini kesadaran diri (self-awareness) mereka sudah mulai berkembang dan mengalami banyak sekali perubahan. Remaja mulai merasakan bahwa “ia bisa berbeda” dengan orangtuanya dan memang ada remaja yang ingin mencoba berbeda. Inipun hal yang normal karena remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Karenanya, tidaklah mengherankan bila remaja selalu berubah dan ingin selalu mencoba – baik dalam peran sosial maupun dalam perbuatan. Contoh: anak seorang insinyur bisa saja ingin menjadi seorang dokter karena tidak mau melanjutkan atau mengikuti jejak ayahnya. Ia akan mencari idola seorang dokter yang sukses dan berusaha menyerupainya dalam tingkahlaku. Bila ia merasakan peran itu tidak sesuai, remaja akan dengan cepat mengganti peran lain yang dirasakannya “akan lebih sesuai”. Begitu seterusnya sampai ia menemukan peran yang ia rasakan “sangat pas” dengan dirinya. Proses “mencoba peran” ini merupakan proses pembentukan jati-diri yang sehat dan juga sangat normal. Tujuannya sangat sederhana; ia ingin menemukan jati-diri atau identitasnya sendiri. Ia tidak mau hanya menurut begitu saja keingingan orangtuanya tanpa pemikiran yang lebih jauh. Banyak orangtua khawatir jika “percobaan peran” ini menjadi berbahaya. Kekhawatiran itu memang memiliki dasar yang kuat. Dalam proses “percobaan peran” biasanya orangtua tidak dilibatkan, kebanyakan karena remaja takut jika orangtua mereka tidak menyetujui, tidak menyenangi, atau malah menjadi sangat kuatir. Sebaliknya, orangtua menjadi kehilangan pegangan karena mereka tiba-tiba tidak lagi memiliki kontrol terhadap anak remaja mereka. Pada saat inilah, kehilangan komunikasi antara remaja dan orangtuanya mulai terlihat. Orangtua dan remaja mulai berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda sehingga salah paham sangat mungkin terjadi. Salah satu upaya lain para remaja untuk mengetahui diri mereka sendiri adalah melalui test-test psikologis, atau yang di kenal sebagai tes minat dan bakat. Test ini menyangkut tes kepribadian, tes intelegensi, dan tes minat. Psikolog umumnya dilatih untuk menggunakan alat tes itu. Alat tes yang saat ini umum diberikan oleh psikolog di Indonesia adalah WISC, TAT, MMPI, Stanford-Binet, MBTI, dan lain-lain. Alat-alat tes juga beredar luas dan dapat ditemukan di toko buku atau melalui internet; misalnya tes kepribadian.

Walau terlihat sederhana, dampak dari hasil test tersebut akan sangat luas. Alat test psikologi dapat diibaratkan sebuah pisau lipat yang terlihat sekilas tidak berbahaya; namun di tangan orang yang “bukan ahlinya” atau yang kurang bertanggung-jawab, alat ini akan menjadi sangat berbahaya. Alat test jika diinterpretasikan secara salah atau tidak secara menyeluruh oleh orang yang tidak berpengalaman atau tidak memiliki dasar ilmu yang cukup untuk mengartikan secara obyektif akan membuat kebingungan dan malah membawa efek negatif. Akibatnya, para remaja akan merasa lebih bingung dan lebih tidak merasa yakin akan hasil tes tersebut. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk mencari psikolog yang memang sudah terbiasa memberikan test psikologi dan memiliki Surat Rekomendasi Ijin Praktek (SRIP), sehingga dapat menjamin obyektivitas test tersebut. Satu hal yang perlu diingat adalah hasil test psikologi untuk remaja sebaiknya tidak ditelah mentah-mentah atau dijadikan patokan yang baku mengingta bahwa masa remaja meruipakan masa yang snagat erat dengan perubahan. Alat test ini tidak semestinya dijadikan buku primbon atau acuan kaku dalam penentuan langkah untuk masa depan, misalnya dalam mencari sekolah atau mencari karir yang cocok. Seringkali, seiring dengan perkembangan remaja dan perubahan lingkungan sekitarnya, konklusi yang diterima dari hasil test bisa berubah dan menjadi tidak relevan lagi. Hal ini wajar mengingat bahwa minat seorang remaja sangat labil dan mudah berubah. Sehubungan dengan explorasi diri melalui internet atau media massa yang lain, remaja hendaknya berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil-hasil yang di dapat dari test-test psikologi online melalui internet. Harap diingat bahwa banyak diantara test tersebut masih sebatas ujicoba dan belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu dibutuhkan kejujuran untuk mampu menerima diri apa adanya sehingga remaja tidak mengembangkan identitas "virtual" yang berbeda dengan diri yang asli. (baca juga artikel: Explorasi Diri Melalui Internet) Selain beberapa dimensi yang telah disebutkan diatas, masih ada dimensi-dimensi yang lain dalam kehidupan remaja yang belum sempat dibahas dalam artikel ini. Salah satu dari dimensi tersebut diantaranya adalah dimensi sosial.
Tip untuk Orangtua
Dalam kebudayaan timur, masih banyak orangtua yang menganggap anak adalah milik orangtua, padahal seperti yang dituliskan oleh Khalil Gibran: Anak Hanya Titipan Sang Pencipta. Ia bukan kepanjangan tangan orangtua. Ia berhak memiliki kehidupannya sendiri, menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Tentu saja peran orangtua sangat besar sebagai pembimbing. Dalam usia remaja, kemampuan penentuan diri inilah yang semestinya dilatih. Remaja seperti juga semua manusia lainnya – belajar dari kesalahan. Bagi para orangtua ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai orang yang akan berangkat dewasa. Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai calon orang dewasa. Hargai perbedaan pendapat dan ajaklah berdiskusi secara terbuka. Nasihat yang berbentuk teguran atau yang berkesan menggurui akan tidak seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yang lebih dihargai oleh para remaja selain sosok orangtua bijak yang bisa dijadikan teman. Tetaplah tegas pada nilai yang anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai anda menjadi jangkar yang kokoh di mana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda. Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Pada dasarnya, tidak ada anak remaja yang ingin kehilangan orangtuanya. Mengertilah bahwa masa remaja untuk anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas. Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal, misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek, atau tiba-tiba ber bungee-jumping ria. Selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk ke dalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka. Ada remaja yang menurut tanpa membantah keinginan orangtua mereka dalam menentukan peran mereka, misalnya jika kakek sudah dokter, ayah dokter, kelak iapun “diharapkan dan disiapkan” untuk menjadi dokter pula. Namun ada juga anak remaja yang memang tidak ingin masuk ke dalam dunia yang sama dengan orangtua mereka. Dalam hal ini janganlah memaksakan anak mengikuti kehendak orangtua. Seperti Kahlil Gibran ….anak hanya titipan, ia milik masa depan dan kita milik masa lalu. Kenali teman-teman anak remaja anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu memungkinkan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia tidak/ kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Orang Pintar Pun Bisa Bodoh

Diposting oleh perintis_muda

"Tidak ada manusia yang sempurna", demikian kalimat bijak mengatakan. Memang benar juga kalimat itu. Bagaimana pun sempurnanya manusia, pasti ada saja hal yang kurang dari dirinya. Sama halnya dengan orang yang bisa dibilang sempurna, orang pintar, cantik, jabatan baik, gaji tinggi, lingkungan keluarga, pertemanan, sosial yang baik. Hampir semua tanpa cacat. Dari kesempurnaan itu, ternyata ada juga kesalahannya. Kira-kira apa kesalahan orang yang sempurna itu, ya?
Kadang mereka tidak konsisten dan sering melakukan tindakan-tindakan bodoh. Contohnya saja:
Ceroboh saat bertugas
Mungkin karena sadar dirinya berpredikat pintar atau gesit saat bekerja, mereka bekerja semaunya sendiri. Mereka cenderung arogan, sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk berbagi pendapat dengan rekan kerjanya yang lain. Jadi peluang mereka untuk mengalami kerja yang ceroboh pun cukup besar. Mereka bekerja dengan tidak berperhitungan dan cenderung menyepelekan.
Salah Mengirim E-mail
Untuk hal yang satu ini, adalah kecerobohan yang cukup parah. Orang pintar cenderung menyimpan rahasia yang cukup banyak. Rahasianya bernilai informasi yang bernilai tinggi. Bila email bersifat rahasia salah terkirim, bisa jadi rahasia perusahaan pun dapat terbongkar. Ini adalah tindakan bodoh yang fatal dan sebaiknya jangan sampai terjadi pada lingkungan Anda.
Melamar kerja di perusahaan lain
Mungkin karena jiwa petualang dan keinginan mencari pengalaman yang lebih menantang, seorang yang pintar mencoba peluang baru di tempat lain. Sayangnya, bila sampai orang lain melihat, pamor salah satu (perusahaan atau pribadi) seketika akan jatuh. Bagaimana mungkin orang yang sempurna di sebuah perusahaan tidak puas dengan kondisi yang ada di lingkungannya. Pasti ada yang salah dari salah satunya. Nah, perasaan ini tentunya jangan sampai terjadi. Apalagi sampai tertangkap basah sedang melamar di tempat lain. Nah, jadi jangan berkecil hati. Banyak juga orang yang terlihat sempurna sering melakukan hal yang bodoh. Anda tidak perlu sesali semua perbuatan yang telah Anda lakukan diwaktu lalu. Anda hanya perlu bekerja dan bertanggung jawab dengan apa yang ada pada Anda sekarang untuk masa depan. Karena, Anda besok adalah keputusan Anda diwaktu lalu.